Kira-kira satu bulan sekali, Molzania rutin berkunjung ke perpustakaan. Tujuannya apalagi kalau bukan pinjam buku. Secara penulis memang harus banyak membaca, jika ingin tulisannya bagus.
Selain membaca, Molzania biasa pinjam buku untuk tujuan tertentu. Semisal riset tentang lomba. Di Palembang ini, tidak banyak perpustakaan milik pemerintah yang bisa dikunjungi. Selain Perpusda, ternyata juga ada Perpustakaan Arsip Palembang.

Perpustakaan ini milik Dinas Perpustakaan dan Kearsipan kota Palembang. Sesuai namanya, perpustakaan ini dikelola oleh Pemerintah Kota Palembang. Nah penasaran gimana isi di dalamnya? Baca selengkapnya di artikel ini ya..
Lokasi Perpustakaan Arsip Palembang
Perpustakaan Mini, Koleksi Arsip Palembang
Kebetulan perpustakaan ini dekat banget sama rumah Molzania. Tapi baru pertama kali ke sini. Padahal niatnya sudah ada sejak dulu. Apalagi salah satu teman blogger juga bekerja di sini.

Namanya Ibu Rita Asmaraningsih. Sayangnya tahun lalu, beliau berpulang. Tiap bertemu beliau semasa hidup dulu, Ibu Rita selalu mengundang Molzania untuk main ke tempatnya bekerja.
Makanya pas ke sini beneran, Molzania jadi teringat sosok almarhumah. Alfatihah untuk Ibu Rita. So, nanti insya Allah bakalan lebih sering ke sini untuk pinjam buku.


Bangunan gedung Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Palembang ini terdiri dari 3 lantai. Perpustakaannya sendiri berada di lantai satu. Nah, di atasnya itu kantor dinas kearsipannya, guys.
Di bagian depan terdapat lapangan parkir yang tidak terlalu luas. Di luar gedung, tepatnya pada bagian sampingnya ada musholla kecil. Gedung ini sudah ramah disabilitas, dan terdapat pula beberapa alat bantu untuk disabilitas.


Ada tiga ruangan buku di perpustakaan ini. Pertama, ada koleksi buku umum. Kedua, ada koleksi buku arsip dan budaya Palembang. Nah yang terakhir ada ruangan buku untuk anak – anak.
Melihat Foto Palembang Zaman Bari
Sesuai namanya, koleksi perpustakaan ini ternyata bukan hanya buku. Tetapi juga arsip berupa dokumentasi dan foto-foto zaman dulu tentang Palembang. Dalam bahasa Palembang, bari artinya zaman dulu.

Beberapa foto sudah pernah Molzania lihat di pameran perang lima hari lima malam Museum AK. Gani Palembang. Maklum museumnya memang bekerjasama dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Palembang waktu itu.
Tapi banyak pula gambar yang Molzania lihat pertama kali. Salah satunya foto klenteng orang Cina di Palembang. Sekilas sih nggak terlalu beda dengan bangunan klenteng pada umumnya. Tapi sepertinya zaman dulu, halamannya tidak luas. Mirip seperti rumah biasa.
Ada lagi dokumentasi surat kontrak perdagangan Raja Palembang dengan Gubernur Hindia Belanda. Ini hal baru sih bagi Molzania. Ternyata baik zaman dulu atau sekarang, sama-sama perlu perjanjian hitam di atas putih.


Ada puluhan foto yang dipajang di sini. Pengunjung bisa melihat-lihat secara langsung satu per satu koleksi arsipnya. Palembang memang sudah cindo alias cantik dari dulu.
Koleksi Buku Budaya Palembang
Dibandingkan dengan Perpustakaan Daerah, koleksi buku di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan ini tidak begitu banyak. Malah banyak yang sama kayak di Pusda.

Maklum kebanyakan orang datang ke sini itu mencari dokumentasi dan arsip tentang Palembang. Jadi koleksi buku umumnya tak begitu banyak dan luas.
Namun yang bikin Molzania excited itu, di sini ada ruangan khusus tentang koleksi buku bertema budaya Palembang. Sayangnya, pas ke sini waktu itu Molzania belum sempat explore lebih jauh.

Sayangnya di bagian buku referensi ini gak boleh dipinjam. Wajib baca di tempat saja. Padahal Molzania ketemu beberapa buku bagus di sana. Pengen banget bawa pulang.
Bagi disabilitas netra, di sini sudah tersedia buku braille. Mirip kayak di Perpusnas. Mereka punya satu lemari kecil isi puluhan buku braille. Dari luar sepertinya kebanyakan buku braille bertema kesehatan.


Kayak buku anatomi tubuh yang bermanfaat untuk disabilitas netra yang buka klinik pijat. Rata-rata bermanfaat untuk produktivitas teman – teman disabilitas netra deh.
Cara Pinjam Buku dan Jam Operasional Perpustakaan
Perpustakaan Dinas Kearsipan Palembang ini buka dari Senin sampai Sabtu. Jam operasionalnya buka mulai dari jam 07.30 WIB – 16.30 WIB. Tapi khusus hari Sabtu mereka cuma buka setengah hari. Dari jam 08.00 WIB sampai jam 12.00 WIB.
Sama kayak di Pusda Palembang, pinjam dan baca buku di sini gratis. Namun kita perlu bikin kartu anggota perpustakaan kalau ingin bawa pulang bukunya. Jangan lupa isi buku tamunya dulu pas baru datang.

Kata Kak Yogi, penjaga perpustakaan, buat kartunya gratis. Kita cuma perlu menyerahkan data KTP untuk diinput ke komputer.
Sayangnya pas ke sini, blanko kartunya kehabisan. Jadi Molzania belum bisa dapat kartu fisiknya. Sama Kak Yogi, Molzania dikirimin kartu digital via Whatsapp.

Kalau mau pinjam buku, tinggal tunjukin kartu digitalnya saja. Waktu pinjamnya seminggu. Nggak ada denda jika terlambat balikin bukunya. Tapi kita wajib lapor via Whatsapp, kalau mau perpanjang masa pinjamnya.
Nah seru banget kan petualangan Molzania di perpustakaan. Semoga bermanfaat untuk teman – teman semuanya. Kalau teman-teman sendiri, perpustakaan di kotanya gimana ? Apa saja Hal menarik di sana ? Tulis yuk di kolom komentar. ^^
Alamat Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Palembang :
Jalan Bambang Utoyo Kelurahan 5 Ilir Kecamatan Ilir Timur II
Palembang 30111
perpustakaan memang selalu jadi pilihan ya buat pecinta buku dalam hal mencari buku untuk dibaca. di kotaku juga ada 2 perpustakaan tapi yang sering kudatangi yang di batas kota itu. jadi pengen bikin tulisan juga nih tentang perpustakaan di tempatku
Wah seru, perpustakaan ini bagus, rapi, dan bersih. Dulu, aku pernah ke perpustakaan daerah di Bandung. Cuma sekali itu aja. Tapi jujur waktu itu aku gak tertarik datang lagi karena tempatnya sepi banget dan agak gelap. Berbeda dengan perpustakaan kearsipan Palembang ini yang tampak hidup dan terang. Semoga ke depannya lebih banyak lagi koleksi buku umumnya 🙂
Nyaman sekali perpustakaannya ya, Kak Molly. Apalagi perpustakaan arsip Palembang ini juga ramah disabilitas. Berasa nyaman juga tempatnya. Pencahayaannya. Khas perpustakaan. Bisa berlama-lamalah di sini kalau memang sedang riset mendalam untuk bahan karya yang berhubungan dengan budaya Palembang.
Asik banget pula kalau nggak ada denda yang diberlakukan kalau terlambat mengembalika bukunya. Para pembaca santai macam aku yang bisa jadi baru berhasil menamatkan buku di waktu yang lebih panjang dari orang kebanyakan kan jadi lebih tenang. Tinggal mengabari lewat whatsapp pula.
Aku tinggal di desa. Kecamatan terdekat nggak ada perpustakaannya. Nggak paham kalau di tingkat Kabupaten. Rasanya sih ada. Cuma, aku belum pernah berkunjung.
Makanya, aku punya mimpi bikin perpustakaan gitu. Apa sekalian bikin cafe yang juga sekalian ada tempat bacanya ya. Pasti seru dah.
Alhamdulillah yaa ada perpustakaan yang bagus di Palembang dan dekat rumah Molly. Terkesima banget karena bersiiih dan koleksi bukunya banyak. Apalagi ada bagian khusus buku anak (lagi suka baca novel dan komik anak nih). Plus ramah buat disabilitas. Bakal betah banget baca buku di Sana yaa.