Telok Ukan dan Telok Abang, Kuliner Bersejarah Kota Palembang Saat 17 Agustusan |
Telok Ukan dan Teman-Temannya |
Kuliner Bongkol dan Ketan Kepit |
Karena langka, sedenget bae la lebar .. (Sebentar saja sudah tandas) |
Telok Abang Dekorasi Kapal-Kapalan Sumber : Pak Andri Emilda (Guru Molzania, red) |
Kota Palembang dibelah oleh sungai Musi menjadi dua bagian. Bagian hulu dan bagian hilir. Mungkin mainan kapal-kapalan itu dibuat sebagai simbol masyarakatnya yang tidak bisa lepas dari kapal. Kenyataannya hingga sekarang, masyarakat kota ini masih mempergunakan kapal kecil atau speed boat (bahasa palembang perahu ketek) sebagai alat transportasi sungai. Bahkan di tengah-tengah sungai Musi terdapat sebuah pulau kecil yang dijadikan tempat wisata bernama Pulau Kemaro yang hanya bisa diakses dengan menggunakan perahu ketek ini.
Menjelang 17 Agustus, setiap tahunnya di seputaran Jalan Merdeka menjadi pusat ramainya penjual Telok Ukan dan Telok Abang. Bahkan kuliner Telok Ukan hanya bisa kita temui di seputaran Jalan Merdeka hingga Masjid Agung. Kemunculannya yang hanya setahun sekali membuat belum banyak masyarakat kota Palembang yang mengetahui ini. Bahkan sewaktu Molzania sekolah dulu, tidak ada satupun teman sekolah Molzania yang tahu dengan Telok Ukan.
Bahan Dari telur?
penasaran seperti apa rasanya yg mirip telur itu mas
mas? Molzania cantik begini masa dibilang mas?
-_-"
itu foto guru Molzania pas di SMA dulu. Haha. jadi disangka cowok ya? Telok abang itu hanya telor rebus isinya. Telor beneran dan bisa dimakan. 🙂
Itu gimana bikinnya yaa, hihi unik banget!
bikinnya gampang kok mbak. yang susah itu membelinya soalnya adanya cuma setahun sekali